Kamis, 21 Oktober 2010

CITARUM DULU, KINI DAN NANTI

Sungai Citarum mengalir dari mata air pegunungan Provinsi Jawa Barat. Sungai ini mengairi ratusan ribu hektar kebun dan sawah, menjadi pembangkit listrik tenaga air juga menjadi pelepas dahaga kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Sungai Citarum adalah sungai terpenting di Provinsi Jawa Barat, namun kini Citarum telah terancam bahaya dengan adanya pembangunan pabrik-pabrik serta pertumbuhan penduduk yang sangat pesat membuat kelestariannya sangat terancam.
Pohon tegakan di hulu habis dijadikan lahan perkebunan dan hal itu membuat erosi tanah, banjir, dan pendangkalan sungai. Masyarakat kota, warga sekitar, dan industri-industri yang berdiri kokoh memperlakukan Cituram layaknya tempat sampah, warga seenaknya membuang sampah ke sungai yang mengaliri listrik Jawa - Bali ini dan industri seenak jidatnya menggelontorkan air yang berwarna-warni ke Sungai yang kini menjadi sungai Terkotor di Dunia. Sungguh miris kelestarianmu sekarang.
Citarum kini bisa dikatakan sebagai tempat wisata renungan karena kondisinya yang sungguh memprihatinkan, segelintir orang  yang berhati emas masih peduli akan keadaan ironis yang menimpa sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat “Warga Peduli Lingkungan” itulah nama dari komunitas pelindung Citarum. Berbagai upaya dari tahun 2000 sampai sekarang  telah dilakukan oleh komunitas ini, dan sedikit demi sedikit wajah buruk Citarum pun menjadi sedikit berubah.
Dengan kata-kata yang persuasif yang dilontarkan WPL sedikitnya dapat menggugah hati para warga yang bermukim di pesisir Sungai Citarum dengan tidak melempar sampah ke sungai. WPL menyediakan tong sampah organik dan anorganik agar warga belajar untuk memilah, dengan pemilahan sampah tersebut perekonomian warga pun terbantu. Contohnya seperti sampah anorganik seperti bungkus kopi bisa mereka olah menjadi sebuah dompet atau tas yang elegan tidak hanya sampah anorganik tapi sampah organik pun bisa mereka olah dan meraup keuntungan dengan diolah menjadi pupuk.
WPL tidak hanya mengajak warga sekitar Citarum untuk melestarikan sungai yang memiliki nilai sejarah yang tinggi ini tapi WPL ingin merangkul semua warga di Jawa Barat untuk melestarikannya. WPL selalu mengagendakan kegiatan setiap tahunnya ujar Dian Farid Hafidi anggota WPL, acara yang akan diselanggarakan pada tanggal 17-18 juli 2010 bertajuk “Citarum Fair” berisi tentang pameran lingkungan dan gelar budaya citarum bertempat di Pesisir Sungai Citarum, Kp. Cikambuy hilir Desa Sangkan Hurip-Katapang.
Rangkaian acara Citarum Fair diantaranya adalah, putaran sosialisasi penyadaran masyarakat yang isinya Saresehan, pelatihan dan diskusi kelompok serta pelatihan kader peduli lingkungan tingkat SMA dengan diadakan event seperti ini WPL ingin menumbuhkan kecintaan terhadap alam sejak dini. Tidak hanya ajakan namun lomba bertajuk lingkungan dan sumber daya pun ikutr diadakan seperti lomba menulis puisi lingkungan, lomba cerdas cermat, lomba sekolah bersih dan peduli lingkungan dan lomba membuat kerajinan daur ulang. Bahkan acara yang bertajuk “wangkongan” atau perbincangan akan dilakukan bersama dengan orang dari pemerintahan yang akan membahas tentang Citarum tempo dulu,kini dan nanti.
Dengan lomba-lomba yang diadakan tujuannya adalah untuk menumbuhkan  rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang semakin hari semakin mengancam karena suatu saat nanti Sungai Citarum pun akan terbangun dari tidurnya dan meluluh lantahkan kehidupan yang dihidupi oleh Citarum jika kita terus merusaknya. Tiada upaya lain selain merubah dan menjaga kelestarian sumber daya alam yang di titipkan oleh Tuhan ini, dengan kerjasama kita dapat menjadikan Citarum lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar